Maulana Saad Bayan Kontroversi setelah Rujuk – Daftar Bukti

Carian umum ‘Maulana Saad Bayan’ sering memberikan ratusan bayannya dalam Google dan YouTube. Bukan itu sahaja, CD bayan penuh Maulana Saad bisa dibeli di pasar-pasar Nizhamuddin. Semua orang bisa meniliti bayan-bayannya sendiri. Pada Desember 2016, Darul Ulum Deoband telah mengeluarkan fatwa pertamanya terhadap Maulana Saad. Maulana Saad telah segera membuat rujuk untuk menarik kembali fatwa tersebut. Darul Ulum Deoband secara resmi menolak Rujuk maulana Saad pada 31 Januari 2018 karena mereka menemukan Maulana Saad masih terus membuat pernyataan kontroversial walaupan setelah rujuk. Darul Ulum Deoband menyebutkan: “Penyimpangan ideologis Maulana Saad tidak dapat diabaikan sama sekali”.

Bagian ini membuktikan, bahwa Darul Ulum Deoband benar dalam pendirian mereka. Bayan-bayan Maulana setelah rujuk jelas menunjukkan bahwa Maulana Saad belum bertobat. Berikut adalah senarainya pernyataan kontroversialnyer setelah rujuk:

Maulana Saad Bayan Keluar 40 hari adalah satu kefarduan (2022)

Pada awal 2022, Maulana Saad dalam salah satu bayannya mengklaim bahwa keluar (bersama Jamaah Tabligh) selama 40 hari adalah kefarduan (Kewajipan paling tinggi dalam Islam – Sebagaimana wajibnya shalat / solat). Ini bertentangan dengan konsensus ulama dan adalah satu ekstremisme (ghulu). Terjamahan bayannya adalah berikut (tautan Youtube di sini):

Usaha ini adalah masnun (yaitu amalan Nabi SAW). Usaha ini juga amalan para Sahabat R Anhum. Tidak mungkin kita boleh meninggalkannya. Menentangnya secara terbuka adalah sebab kejatuhan kita. Orang tanya kepada mufti, apakah keluar 40 hari itu satu kefarduan? SAYA TERKEJUT BILA ORANG BERTANYA SOALAN SEPERTI INI. JIKA BUKAN FARDU, APA LAGI?


Maulana Saad Bayan Imaan kita lebih kuat dari para Sahabat, Nabi, dan Malaikat (2019)

Di Amravati Ijtema, India 2019, Maulana Tariq Qasmi telah mengkritik pernyataan Maulana Saad karena penghinaannya terhadap nabi, Sahabat, dan Malaikat. Beliau mengatakan yang orang mengomong seperti itu harus segera bertobat. Berikutan adalah pernyataan Maulana Saad:

Dengar semua! Para Nabi, Sahabat (dan malaikat)…. Umat Islam saat ini tidak mengerti, Iman yang diberikan kepada kita lebih baik daripada Iaan tiga kelompok ini (Para Nabi, Sahaba dan malaikat). Ada hadis otentik (tentang ini). Izinkan saya memberi tahu Anda tentang ini. Saat ini umat Islam begitu lalai terhadap Iman, namun mereka tidak lalai dengan Amal mereka. Tanpa Imaan seseorang tidak bisa tabah dalam Amalnya….


Maulana Saad Bayan bahwa pertolongan Allah tidak datang melalui Iman tetapi melalui ketaatan (2022)

Sewaktu Bayan Fajar pada tanggal 22 Oktober 2022 di Malaysia, Maulana Saad, untuk mencuci otak pendengar agar taksub pada keamirannya, mengatakan secara terang-terangan bahwa bantuan Allah tidak datang melalui kesempurnaan Iman tetapi melalui kesempurnaan Itaat (ketaatan). Ini sama sekali bertentangan dengan kefahaman Ijma Ulama.

Berikut adalah transkrip singkat bayan yang diterjemahkan. Bahasa Urdu lengkap ada di video Youtube.

Hari ini orang mengatakan bahwa bantuan ghaib Allah SWT yang datang ke Para Sahabat karena kesempurnaan Iman mereka.

….. (lanjutan lagi)….

Saya ingin menginformasikan kepada mereka yang terlibat dalam pekerjaan Dakwah, ITU SALAH!

….. (lanjutan lagi)….

Perlu dipahami bahwa bantuan ghaib yang diterima oleh Sahabah bukan karena kesempurnaan Iman mereka tetapi karena kesempurnaan Itaat (ketaatan) mereka.

Dengar apa yang saya katakan ini!


Maulana Saad Bayan bahwa Syura adalah Fitna terbesar (2019)

Pada tahun 2019, Maulana Saad dengan berani menyatakan bahwa Syura adalah fitna terbesar. Ini bukan hanya berlebihan yang tidak berdasar tetapi bertentangan dengan konsensus Ulama di mana Syura adalah bagian penting dalam administrasi Islam.
Yang aneh sekali, Maulana Saad justru bertentangan dengan dirinya sendiri apabila ia membentuk Syura di berbagai negara di dunia. Misalnya, di Pakistan ia membentuk Syura baru untuk pada tahun 2022. Syura memiliki 8 anggota dan 2 Faisal (Maulana Haroon Qureshi dan Maulana Usman).

Kata-katanya yang diterjemahkan:

Ini adalah jalan perbedaan/perpecahan. Di sini (di Nizamuddin) tidak perlu Syura. Seluruh negara diperlukan di sini. Seluruh dunia diperlukan di sini. Usah bentuk syura, bentuklah umat! PEMBENTUKAN SYURA ADALAH SESUATU YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN. Bentuklah umat. Bentuklah umat. Usah membentuk Syura, bentuklah umat. FITNA TERBESAR SEKARANG ADALAH PEMBENTUKAN SYURA.


Maulana Saad mengatakan bahwa Allah SWT akan mengambil kerja dari kita sebagaimana yang belum pernah diambil dari para nabi

Dalam sebuah bayan di Sudan pada tahun 2017, ketika MASIH dalam proses Rujuk, Maulana Saad menyebutkan bahwa jika seseorang itu melakukan kerja dakwah dengan ikhlas, Allah SWT akan mengambil kerja darinya yang belum pernah diberikan kepada para nabi.

Kata-katanya yang diterjemahkan (Lihat video untuk pidato bahasa Urdu lengkap):

Jika Allah SWT mengambil kerja dari (burung) Ababil untuk melenyapkan (tentera) Abrahah, apakah kita akan cemburu dengan (burung) Ababil? Ya. Apakah kita cemburu pada Ababil? Inilah lumrah Allah. Jika kita bekerja dengan Ikhlas, Allah SWT akan mengambil kerja dari kita yang belum pernah Allah berikan kepada para Nabi. Inilah Takaza Kudrat.


Maulana Saad Bayan bahwa usaha agama tidak dapat dilakukan tanpa penipuan dan Takwil (manipulasi)

Dalam salah satu bayannya yang paling kontroversial, dengan membuat deduksi yang aneh dari kisah Abdullah bin Rawahah, Maulana Saad secara terang-terangan menyebutkan bahwa kerja Dakwah tidak dapat dilakukan tanpa penipuan dan Takwil (manipulasi).

Maulana Saad berkata:

Kisah Abdullah bin Rawahah RA bersama istrinya telah dilaporkan dalam buku Hayatus Sahabah. Suatu hari, dia tidur dengan hamba wanitanya. Istrinya (setelah mengetahuinya) marah padanya dan membawa pisau untuk membunuhnya. Pada masa itu, suami diizinkan tidur dengan hamba wanita seperti istri. Dia (Abdullah bin Rawahah) bertanya kepada istrinya mengapa dia membawa pisau itu. Dia mengatakan bahwa dia ingin memotong dadanya terbuka. “Apakah kamu tidur dengan gadis (hamba) itu?”, ujarnya. Beliau (Abdullah bin Rawahah) kemudian menjawab bahwa saya akan membacakan Al-Quran untuk anda. Jika saya tidur dengan gadis (hamba) itu, bagaimana saya bisa membaca Al-Quran (karena tidak diperbolehkan membaca Al-Quran dalam keadaan najis)? Dia (Abdullah bin Rawahah) kemudian, membaca beberapa baris puisi dalam bahasa Arab seolah-olah dia membaca Al-Quran. Istrinya langsung percaya padanya setelah itu.

Seorang mukmin tidak bisa berbohong. Apa yang dikatakan Allah dan Rasul-Nya adalah benar (kata istrinya). Seorang mukmin tidak dapat membaca Alquran saat dalam keadaan najis.

Begini, jika tanpa takwil (manipulasi) dan penipuan seperti ini, sebuah rumah tidak bisa disatukan, bisakah seluruh dunia bekerja sama (dan bersatu)? Pikirkanlah. Ini hanya untuk urusan suami istri, tanpa (takwil, manipulasi dan penipuan) hubungan rumah tangga tidak bisa baik. Jika sebuah rumah yang hanya terdiri dari dua orang tidak dapat bersama, bagaimana pula usaha (dakwah) yang sangat besar ini? (Bisakah ia dilakukan) tanpa penipuan dan takwil (manipulasi)?


Audio Penuh (URDU) => https://youtu.be/6CNmujOhrQQ

Maulana Saad Bayan bahwa bekerja untuk Rezeki yang Halal adalah salah dan bukan Ibadat jika umat Islam sedang murtad

Maulana Saad menyebutkan dalam salah satu bayannya bahwa ia adalah satu kesalahan jika kita menganggap mencari rezeki halal adalah ibadat ketika orang meninggalkan Islam. Ini adalah kata-kata Ghulu’ (ekstremisme). Bayan-bayan Ghulu (extremisme) adalah antara teguran Darul Ulum Deoband terhadapap Maulana Saad.

Bahkan disebutkan dalam sebuah Hadits (dalam kitab Mishkat): Dari Abdullah bin Masood (RA), Rasulullah (SAW) bersabda: “Mencari Rezeki yang halal dan murni adalah kefarduan, setelah kefarduan (shalat)”

Berikut adalah Pernyataan Maulana Saad:

Ketika umat sedang menuju ke api neraka, bagaimanakah orang bisa mengatakan mencari Rezeki Halal itu ibadah? Ketika orang islam sedang murtad, adalah satu kesalahan untuk mencari rezeki yang halal! Allah akan menyoal anda. Anda seharusnya tidak bahagia ketika anda mencari nafkah dan dengan senang hati memberi nafkah kepada anak-anak Anda. Anda seharusnya tidak bahagia. Allah SWT akan menyoal Anda .

Bagaimana, ketika umat ini yang dibina dengan pengorbanan dan kesulitan, sekarang sedang murtad, Anda, dengan sewenangnya duduk di rumah mencari nafkah. (Kemudian) anda mengatakan yang ini adalah agama? Allah akan menanyai Anda pada Hari kiamat!


Maulana Saad mengatakan Mashwara lebih penting daripada Shalat (2022)

Pada tahun 2022, Maulana Saad secara terang-terangan menyatakan bahwa Mashwara lebih penting daripada Shalat saat berbicara dalam bahasa Arab. Audio ini telah beredar luas. Meskipun kami tidak dapat menentukan di mana bayan itu disampaikan, kami 100% yakin bahwa audionya adalah asli dan suara di dalamnya adalah suara Maulana Saad.

MASHWARA ADALAH AMALAN YANG LEBIH PENTING DARI SALAT, LEBIH PENTING DARI SALAT, LEBIH PENTING DARI SALAT, LEBIH PENTING DARI SALAT.


Maulana Saad Bayan bahwa tanpa Gasht, Imaan kita tidak akan sempurna (2022)

Pada Oktober 2022, di Ijtema Malaysia, Maulana Saad menunjukkan bahwa Gash (atau Jawlah – yaitu mengunjungi orang dari pintu ke pintu) diperlukan untuk kesempurnaan Iman.

Maulana Saad membuat referensi yang jelas bahwa dia mengacu pada Gasht ketika dia secara terang-terangan mengatakan kepentingan Amar Maaruf Nahi Munkar:

Ketika dua kewajiban ini (Ammar Bil Maaruf Nahi Anil Munkar) adalah kefarduan, dan menyelesaikan kedua kewajiban ini dengan sendirinya penting bagi Iman, bagaimana Imaan bisa sempurna tanpa Gasht?

Tanpa Gasht,Imaan tidak akan sempurna!

Ucapan seperti itu telah dikritik karena menciptakan rasa superioritas dan ekstremisme kepada para pengikutnya. Mereka yang memiliki pikiran dan pengetahuan yang lebih lemah tentang Islam mungkin mulai mengambilnya secara literal.


Maulana Saad Bayan pernyataan yang salah tentang Nabi Muhammad SAW (2018)

Pada Februari 2018, sewaktu Ijtimak Aurangabad, India, Maulana Saad berbicara tentang perlunya tidak boros di Walimah Perkahwinan.

Ia meriwayatkan praktik biasa Nabi SAW yaitu menyiapkan makanan sederhana seperti keju dan kurma sewaktu Walimah. Pada satu hari, Nabi SAW menyiapkan roti dan daging. Oleh karena itu, Nabi SAW mengalami banyak kesulitan.

Maulana Saad telah dikritik karena deduksinya dan cara dia menyajikan cerita itu dimana ia secara langsung menyatakan you Nabi Muhammad SAW itu boros.

Para Ulama juga mengkritik versi ceritanya:

  1. Pertama, ini bukan satu-satunya saat Nabi SAW menyediakan roti dan daging di Walimah (Umdadul Qari, volume 20, halaman 155, Fathil Bari, volume 9, halaman 146 dengan nomor tafsir hadits 5171)
  2. Kedua, tidak ada bukti yang Nabi SAW hanya menyiapkan keju dan kurma di kebanyakan Walimahnya. Hal ini menunjukkan fabrikasi terang-terangan dari Maulana Saad.
  3. Ketiga, terdapat Hadis yang menyarakankan kita untuk melakukan Walimah walaupan jika seseorang itu HANYA dapat menyediakan satu ekor kambing.

Berikut adalah pernyataan Maulana Saad:

Oleh Karena walimah yang diadakan berbeda dari kebiasaanya, Nabi SAW mengalami kesulitan. Sekarang bandingkan ini dengan seberapa jauh kita telah pergi dari sunnah Nabi SAW yang mengalami kesulitan hanya karena memberi makan roti dan daging. Sekarang, kesulitannnya lagi banyak. Kesengsaraan, utang, kekhawatiran, riba’ dan pemborosan. Jika Nabi SAW bisa mengalami kesulitan karena roti dan daging, seberapa jauhkah kita telah pergi dari Sunnah?

Nabi Muhammad SAW telah menanggung kesulitan di walimah ini karena ia tidak mengikuti amalan kebiasaanya (ia boros). Yang menakjubkan sekali, Nabi SAW kita sendiri harus menanggung kesulitan!


3 komentar

  1. Hati2 dgn ulama jgn di ghibah jgn di fitnah sm dgn makan daging yg beracun…bahaya besar klo tdk segera bertobat

    1. Actually we just write what the Ulama has said. If you are referring to Maulana Saad, he is not technically an Ulama since he never officially obtained a proper Ijaza.

      If you claim we are back biting, what about all the Ulama that have issued fatwas on him? What about out Elders that have made statements on him?

      There is a difference between back biting and warning people. The article is in English here. See Backbiting vs Warning

      _______

      Indonesian Translate:

      Sebenarnya kami hanya menulis apa yang dikatakan para Ulama. Jika mengacu pada Maulana Saad, secara teknis beliau bukanlah seorang Ulama karena beliau tidak pernah mendapatkan Ijazah yang layak secara resmi.

      Jika Anda mengklaim kami ghibah, bagaimana pula dengan Ulama yang telah mengeluarkan fatwa padanya? Bagaimana dengan Elders yang telah membuat pernyataan tentang dia?

      Ada perbedaan antara ghibah dan memperingatkan orang. Artikel ini dalam bahasa Inggris di sini. Lihat Ghibah vs Peringatan

      1. betul ….bilang itu ada kitab namanya aljarh wat ta’dil ( kitab yg membahahas cacat cacatnya para perawi hadits ) , demi kemurnian hadits , harus di sampaikan , dan itu bukan ghibah , tapi di ingat sekedar menyampaikan , kalau membahas biar yang berwenang dan yg layak , yaitu para Ulama ! kita tinggal manut kpd para ulama

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Facebook