Sepeninggalan Maulana Zubayr pada 18 Maret 2014, Maulana Saad mula menunjukkan warna sebenarnya. Jelas bagi banyak orang, termasuk Maulana Arshad Madani (Deoband) mengatakan yang Maulana Saad itu tidak pernah menjalani Tarbiyyah. Rangkaian acara berikut terjadi ketika Maulana Saad menuntut untuk jadi pemusafaha tunggal dan enggan berkongsi dengan masyaikh lain.
2014 November – Setelah kematian Maulana Zubayr, Hj Abdul Wahab telah memutuskan ketika Mushawarah dunia yang mana untuk pembacaan Du’a dan Musafaha (jabat tangan perpisahan seremonial sebelum seseorang itu keluar di Jalan Allah), kekosongan yang ditinggalkan oleh Maulana Zubayr akan digantikan oleh putranya Maulana Zuhair ul Hassan, menghormati warisan ayahnya. Maulana Saad begitu marah dan tidak senang dengan keputusan ini. Beliau inginkan dia sendirian sahaja melakukan Musafaha tidak bisa dibagi-bagikan sama orang lain.
Sumber: Ahwal wa Atsar, Halaman 76
2014 – Desas-desus jahat mulai disebar oleh pentaksub Maulana Saad bahwa Maulana Zuhair ul Hassan sedang berusaha untuk menjadi Amir Jamaah Tabligh. Maulana Zuhair membantah keras hal ini:
Bagaimana saya berani menginginkan diri saya menjadi Amir bila mana Ayah saya sendiri Maulana Zubair Ul Hasan tidak pernah inginkan dirinya menjadi Amir dan tidak pernah meminta sekali pun. Sebaliknya dia selalu mematuhi Mushawarah Lokal dan Dunia. Bagaimana saya bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh bapa saya?
Sumber: Surat Maulana Zuhair Ul Hasan
2014 November 16 – Sewaktu di Ijtima Raiwind, di depan semua para Mashaikh, Maulana Saad mengemukakan ketidakpuasannya dengan keputusan Musafaha itu.
Maulana Shaheed Saharanpuri menulis secara rinci apa yang terjadi di Ijtima Raiwind:
Diputuskan bahwa Musafaha bagi jemaah yang akan meninggalkan fi sabilillah (di Jalan Allah) akan dilakukan oleh Maulana Saad dan Maulana Zuhair ul Hasan di atas panggung. Namun, setelah keputusan dibuat, Maulana Saad tiba-tiba berkata kepada Maulana Zuhair (disaksikan oleh semua hadirin): “Mulwi Zuhair, jangan berani kamu datang untuk Musafaha bersamaku. Hanya saya sendiri yang akan melakukan Musafaha. Dua orang Musafaha adalah melawan Sunnah!
Semua peserta Mushawarah langsung menegur Maulana Saad bahwa apa yang diputuskan dalam Mushawarah itulah yang akan dilaksanakan. Maulana Saad langsung mengendahi mereka.
Hj Abdul Wahab, seorang yang penuh hikmah, mendatangi Maulana Zuhair dan berkata kepadanya “Zuhair sayangku, kamu adalah seperti anakku. Ayahmu, Maulana Inaamul Hasan selalu memintaku untuk melakukan Mushafaha di Halaqa orang asing. Saran saya kepada Anda adalah pergi saja ke sana dan lakukan Musafaha di sana”
Maulana Zuhair menjawab, “Aku seperti anak kecil berbanding dengan u. Saya akan melakukan apa pun yang Anda katakan”. Maulana Zuhair segera pergi ke Halaqah orang asing itu untuk melakukan Musafaha.
Kerendahan hati Maulana Zuhair dan Hj Abdul Wahab meskipun berada di pihak keputusan Mushawarah telah menghindari konflik pada saat itu.
Sumber: Ahwal wa Atsar, Halaman 77-79
2014 8 Desember – Di penutupan Ijtima Bhopal India, panggung telah disiapkan untuk dua orang Musafaha (Maulana Saad dan Maulana Zuhair) seperti yang dimushawarahkan. Maulana Saad sangat marah dan menolak keputusan ini. Ia mengatakan bahwa Musafaha dua orang itu adalah berlawanan Sunnah. Maulana Saad dengan marah berkata, “Samada aku atau dia. Salah satu harus pergi”. Para Masyaikh langsung menegurnya. Beliau marah dan bersikeras dan langsung turun dari panggung meninggalkan Majlis. Oleh karena Maulana Zuhair segan melakukan Musafaha sendirian, dia juga turun dari panggung. Namun, para masyaikh menahannya karena orang-orang sudah menunggu untuk bermusafaha.
Sumber: Ahwal wa Atsar, Halaman 77
2015 Agustus 18 – Setelah penutupan Jor orang lama Uttar Pradesh di Markaz Nizhamuddin, pentaksub Maulana Saad membuat satu keributan. Mereka melarang dan mengusir orang-orang yang ingin bermusafaha dengan Maulana Zuhair, meskipun panggung itu telah disiapkan untuk Musafaha dua orang (Maulana Saad dan Maulana Zuhair).
Maulana Saad tiba-tiba muncul dan berbicara di mikrofon bahwa Musafaha dua orang berlawanan Sunnah. Siapapun yang ingin melakukan Mushafaha dengannya, harus turun ke tingkat bawah. Setelah berbicara, beliau meninggalkan majma dan turun ke tingkat bawah.
Maulana Sharif, seorang pendukung buta Maulana Saad, kemudian dengan berani datang ke mikrofon dan menyatakan “Zuhair ini melawan Syura. Musafaha dengan Zuhair ini tidak mengikut Mushawarah. Zuhair ini melawan Syura. Mushafaha hanya boleh dengan Maulana Saad.”
Sumber: Tablighi Markas Hadhrat Nizhamuddin Kuch Haqaiq, Halaman 10
Klik di sini untuk membaca sejarah lengkap Jamaah Tabligh